Pages

9 Apr 2012

Hujan

Terasa ingin menulis. Selalu sahaja separuh jalan, terhenti dan akhirnya tersimpan kemas tak berkesudahan. Pena dan kalam seakan tidak lagi mesra. Rasa hati yang bermacam-macam sekadar berlegar di kotak fikiran, tidak terluah melalui kata dan tulisan. Mengapa agaknya?

Pandangan kulemparkan ke luar jendela. 


Mendung. Bahang mentari telah kembali keperaduan, setelah memunculkan diri seminggu dua. Tanah inggeris ini kini ditemani awan tebal yang sarat membawa muatan. Gugur satu persatu, halus menyembah bumi, gerimis.

Pohon yang rendang malu-malu mengeluarkan tunasnya. Barangkali keliru oleh cuaca yang tidak menentu. Namun rona hijau itu tetap memukau pandangan. Hijau, cantik sekali. Sesekali pandangan terhenti, menghayati indahnya bunga-bunga cherry blossom. Putih dan suci. Asyik memandang bunga, mata terpaku pula pada seekor burung. Bertenggek di atas bumbung, tidak duduk diam, terbang semula. Duhai burung apakah yang engkau cicipkan. Mungkin saja zikir pada tuhan?

Pada hijau daun yang merendang dan yang tumbuh dijalanan. Pada putihnya bunga yang mekar didahan-dahan. Juga pada sang burung yang entah kemana engkau terbang. Pada alam yang indah ini, hati jadi senyum pada indahnya ciptaan tuhan. Bersama titis hujan yang berderaian, aku jadi rindu pada kampung halaman. Pada senyuman bonda, adik-adik dan kenalan. Kapan bisa kita bertemu semula dan bertukar cerita kehidupan?

Terima berita sedih seorang sahabat, menyambut pemergian ayahandanya bertemu Ilahi. Dalam keramaian itu kami berdiri, 4 takbir tanpa ruku' dan sujud. Doa dipanjat buat yang telah pergi. Kenangan lama menerjah ingatan. Usai bertemu beberapa hari. Ada pesan dititipkan sebelum berpisah, pesan seorang bapa. Tenggelam dalam syahdu suaranya mengalunkan irama, lebih terkesan dengan kata dan maknanya. Sekali lagi kenangan lama itu diusik-usik. Gugur, berderai membasahi pipi... Suasana hening dan sepi. 

(Dr. RARA, Eire, Spring '12)

Rindu... adalah fitrah manusiawi yang punya hati dan perasaan. Rindu pada kenangan semalam yang sudah jauh ditinggalkan. Sesekali hati menangis tanpa air mata, yang telah kering oleh aliran masa. Yang tinggal hanyalah rasa pada hati, yang menyesakkan dada, nafas jadi payah, ditarik dalam-dalam... Sesekali tertewas..

Hujan diluar jendela masih belum reda. Seolah turut sama menangisi rasa hati... Insyaallah, akan muncul kembali mentari atau mungkin saja pelangi. Sabar dan teruslah menanti...

Ya Allah, ku memohon kekuatan dalam setiap langkah,
Ya Allah, ku memohon keberkatan dalam setiap tingkah..
Hujan itu rahmat, Ujian itu nikmat.